Redaksi

Presiden BEM FISIP Unair Beberkan Kronologi Pembekuan di Podcast beritajatim.com

bem fisip unair, headline, podcast beritajatim, unair, universitas airlangga

Surabaya (beritajatim.com) – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) belakangan ini menjadi sorotan publik usai sempat dibekukan oleh dekanat.

Ditemui usai podcast bersama beritajatim.com, Presiden BEM FISIP Unair Tuffahati Ullayyah mengungkapkan kronologi dan alasan di balik keputusan pembekuan organisasi mahasiswa FISIP Unair tersebut.

Tuffa menjelaskan bahwa insiden pembekuan ini bermula saat pihaknya memasang sebuah karangan bunga berisi ucapan selamat bernada satir yang ditujukan untuk presiden dan wakil presiden.

“Saat itu, berselang tiga jam setelah dipasang langsung kami ambil, karena hujan. Namun karangan bunga itu viral karena diposting fungsionaris kami di platform X. Mungkin dia juga nggak expect kalau akan viral,” ungkap Tuffa, Rabu (30/10/2024).

Malam pasca viral, Tuffa mengaku jika dirinya mendapatkan telepon dari Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto. Saat itu, dekan hanya menanyakan apakah benar karangan bunga tersebut milik BEM FISIP Unair.

“Cuma ditanya apakah karangan bunga itu benar yang memasang BEM FISIP? Lalu, apa kamu sudah menghitung risikonya ? Setelah itu telepon ditutup. Nah, besok paginya ada pemanggilan itu,” terang Tuffa.

Saat memenuhi panggilan tersebut, dekanat menjelaskan bahwa langkah untuk membekukan BEM FISIP Unair itu merupakan upaya mereduksi risiko yang lebih besar.

“Akhirnya dalam diskusi itu kami coba sampaikan apa yang menjadi pandangan dari BEM FISIP dan apa yang menjadi pandangan dari pihak dekanat,” ungkapnya.

Satu hal yang pasti, lanjut Tuffa, insiden pembekuan BEM FISIP Unair ini murni karena cara penyampaian aspirasi yang dinilai tidak etis.

“Di saat dialog itu juga, SK pembekuan dicabut oleh dekan. Jadi, pembekuan itu memang secara spesifik karena karangan bunga dan kata-katanya dinilai tidak sopan,” tegasnya.

Tuffa juga mengungkapkan, usai karangan bunga itu viral, dirinya dan sejumlah fungsionaris BEM FISIP Unair mendapatkan banyak teror melalui media sosial. Bahkan, banyak orang tak dikenal yang melakukan intimidasi.

“Belakangan ini banyak berita kalau saya kena serangan buzzer, dan itu benar. Kemudian ada ancaman dan teror secara personal. Teman-teman fungsionaris juga kena serangan buzzer,” tandasnya. [ipl/but]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar