Surabaya (beritajatim.com) – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) mengadakan Sarasehan Kebangsaan dan Wayang bertajuk Reaktualisasi Spirit Resolusi Jihad bagi Generasi Z (Gen Z) pada Sabtu (2/11/2024) di kampus setempat.
“Kami mencoba mereaktualisasi atau kalau bahasa saya itu meredefinisi ulang spirit fatwa jihad ini dengan konteks yang kekinian,” kata Direktur Sekolah Pascasarjana Unair Prof Badri Munir Sukoco, ditulis Minggu (3/11/2024).
Badri menyampaikan bahwa meskipun Indonesia kini telah merdeka, namun tantangan baru muncul dalam bentuk kurangnya kedaulatan di berbagai aspek kehidupan.
Ia menyebut, salah satu fokus utama dari sarasehan ini adalah gen z, yang dianggap memiliki potensi besar dalam industri budaya. Hanya saja, mereka cenderung lebih memilih budaya asing dibandingkan budaya lokal.
“Ini yang sebenarnya perlu disadari dan menjadi peluang, karena domestik market kita besar sekali. Ada 280 juta penduduk, dan satu dari empat penduduk Indonesia itu pasti gen z. Tentu ini menjadi pasar luar biasa bagi produsen luar negeri,” jelasnya.
Oleh karena itu, penting bagi semua pihak, terutama pelaku budaya, untuk berinovasi dan menyajikan budaya Indonesia dengan cara yang lebih menarik dan relevan.
Menurut Badri, mengadaptasi media sosial seperti TikTok menjadi salah satu strategi untuk menjangkau generasi muda.
“Ini yang kami mencoba melakukan banyak reaktualisasi fatwa jihad ini agar semua pihak berkontribusi memikirkan, agar potensi besar kita, khususnya terkait ekonomi akan bisa mengantarkan mencapai Indonesia Maju 2045,” kata Badri.
Ia menambahkan, sejarah fatwa jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari mengingatkan bahwa mencintai negara adalah bagian dari iman.
“Melakukan redefinisi ulang terkait dengan spirit jihad perlu peran aktif jadi gen z, yang saya rasa mereka punya kreativitas dan fleksibilitas untuk menjawab tantangan zaman dalam memanfaatkan domestik market yang besar di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyoroti perbedaan signifikan antara kondisi saat ini dan tahun 1945. Saat ini, gen z muncul dengan karakter dan kebiasaan yang berbeda.
“Kita berharap semangat dan resolusi jihad dapat diaktualisasikan sesuai dengan konteks yang ada,” jelas Nasih.
Ia menekankan pentingnya cinta pada diri dalam membangun bangsa, serta perlunya kreativitas dan fleksibilitas dalam mengembangkan inisiatif tersebut. Arahan yang baik bagi gen z juga sangat diperlukan.
“Jika tidak, mereka akan sulit diajak berkontribusi. Kami ingin semua elemen bangsa bergerak, termasuk gen z yang akan memimpin di masa depan. Untuk mencapai arah yang benar, diperlukan panduan yang tepat dari para alim ulama sebagai landasan bagi kita semua,” tuturnya.
Sekedar informasi, selain dihadiri oleh Direktur Pascasarjana Unair dan Rektor Unair, sarasehan ini juga mengundang sejumlah mahasiswa dan perwakilan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. [ipl/aje]
Link informasi : Sumber