Jember (beritajatim.com) – Muhammad Fawait, calon bupati nomor urut 2, mengatakan, pembangunan Kabupaten Jember, Jawa Timur, membutuhkan kerja sama semua pihak dan tidak bisa diserahkan pada seorang pemimpin saja.

“Jember adalah kabupaten besar dengan potensi luar biasa. Membangun Jember tidak butuh super man, tapi kita membutuhkan super team. Namun super team itu, pemimpinnya harus punya leadership yang bagus,” kata Fawait, dalam debat pasangan calon bupati dan calon wakil bupati putaran kedua pemilihan kepala daerah, Ball Room Cempaka Hill, Kabupaten Jember, Sabtu (9/11/2024) malam.

Tema besar debat putaran kedua adalah Strategi dan Inovasi Peningkatan Pelayanan Publik, Tata Kelola Regulasi dan Birokrasi, dengan subtema hak asasi manusia; manajemen birokrasi; korupsi, kolusi, nepotisme; infrastruktur publik; dan transportasi dan informasi.

Fawait menghubungkan rendahnya Indeks Reformasi Birokrasi Kabupaten (IRB) Jember dan SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dengan kemiskinan. “Ketimpangan kita semakin naik, artinya yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin,” katanya.

Fawait menyiapkan sejumlah langkah untuk memperbaiki Indeks Reformasi Birokrasi dan SAKIP di Jember. “Pertama, transformational leadership dan organisasi. Kedua, juga ada kerja sama antarperangkat daerah. Ketiga, ada sistem merit untuk efektivitas,” katanya.

“Contoh bagaimana dalam transformational leadership dan organisasi, komitmen pemimpin harus berubah, serta pemimpin harus memastikan setiap anggaran dalam APBD berfokus pada pengurangan kemiskinan yang masih tinggi pada angka 9,51 persen pada 2023,” kata politisi Gerindra ini.

Fawait menyebut APBD Jember sejak 2020 hingga 2024 tidak berhasil menurunkan angka kemiskinan secara drastis. “Ini menurut saya ada yang tidak tepat. Jangan sampai perencanaan pembangunan tidak baik. Jangan sampai kebijakannya tidak tepat,” katanya,

Bersama calon wakil bupati Djoko Susanto, Fawait memastikan pengelolaan birokrasi sebaik mungkin saat memimpin Jember. “Kami akan melakukan terobosan-terobosan agar IRB dan SAKIP bisa lebih baik daripada hari ini,” katanya.

Saat diberi kesempatan menanggapi, Hendy Siswanto, calon bupati nomor urut 1, menjelaskan, bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Jember telah mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2022 dan 2023.

Selain itu, lanjut Hendy, Pemkab Jember telah berhasil meningkatkan status IETPD (Indeks Elektronik Transaksi Pemerintah Daerah) dari Tahap Maju dengan nilai 63,4 menjadi Tahap Digital dengan nilai 88,7. “Bukan naik, tapi terbang tinggi. Tinggi banget. Sudah naik banget,” katanya.

Selain itu, Pemkab Jember juga memperoleh penghargaan Top 30 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) tingkat Provinsi Jawa Timur. “Kami juga mendapatkan Kategori B untuk Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah di Kementerian PAN-RB. Juga 10 besar nasional dengan nilai A pada 2023 dari Menteri PAN-RB,” kata Hendy.

Banyaknya penghargaan itu, menurut Hendy, mengindikasikan upaya dirinya selama ini untuk memanajemen birokrasi dengan benar. “Saya sudah 25 tahun jadi pegawai negeri. Masa tidak bisa memimpin birokrasi? Itu mah kecil. Pemkab Jember dan seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) bahagia dan tersenyum semua. Insyaallah lebih tersenyum lagi kawan-kawan ASN birokrasi Kabupaten Jember,” kata Hendy.

Fawait menyebut opini WTP tidak terkait dengan manajemen reformasi birokrasi. “Izin, Pak, itu ilmu dari mana? WTP itu untuk administrasin keuangan. Sedangkan reformasi birokrasi, pelayanan publik, secara disiplin keilmuan adalah SAKIP dan IRB,” katanya.

Fawait berjanji akan mengambil terobosan untuk mereformasi birokrasi lebih baik. “Karena APBD Jember harus dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk menurunkan kemiskinan, untuk menurunkan angka pengangguran, untuk menurunkan ketimpangan pendapatan, untuk memberi beasiswa, untuk memberikan tunjangan guru ngaji yang tidak turun sampai sekarang,” katanya.

Pilkada Jember diikuti dua pasangan calon. Pasangan calon nomor urut 1, Hendy Siswanto-Muhammad Balya Firjaun Barlaman, diusung PDI Perjuangan, dan didukung dua partai non parlemen yakni Partai Ummat dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Pasangan calon nomor urut 2, Muhammad Fawait-Djoko Susanto diusung tujuh partai parlemen di DPRD Jember, yakni Gerindra, PKB, Nasdem, PKS, Golkar, PAN, dan PPP. Selain itu ada tujuh partai nonparlemen yang juga mendukung. [wir]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar