Surabaya (beritajatim.com) – Setiap generasi selalu mengembangkan bahasanya, begitu juga dengan generasi Alpha. Beberapa istilah baru seperti mewing, rizz, sigma, dan skibidi kini banyak digunakan oleh mereka dalam percakapan sehari-hari.
Melihat itu, Pakar Bahasa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Ni Wayan Sartini menjelaskan bahwa bahasa Gen Alpha ini dipengaruhi oleh media sosial dan teknologi.
Tumbuh di dunia digital, Gen Alpha sering menggunakan kosakata baru. Menurut Wayan, bahasa Gen Alpha berawal dari bahasa gaul yang berkembang melalui Gen Z hingga saat ini. “Perkembangan teknologi dan interaksi di media sosial mempengaruhi cara mereka berkomunikasi,” kata Wayan, ditulis Sabtu (7/12/2024).
Wayan mengungkapkan bahwa Gen Alpha, yang sedang mencari identitas, sering menggunakan kata-kata baru dan emoji untuk mempermudah komunikasi.
Beberapa istilah baru, seperti mewing (teknik perbaikan bentuk wajah) dan rizz (karisma), menunjukkan sisi kreatif mereka. Wayan melihat ini sebagai inovasi bahasa yang muncul dari komunitas Gen Alpha.
Namun, menurut Wayan, bahasa Gen Alpha ini kemungkinan hanya sementara. Sebab, bahasa dan budaya selalu berubah mengikuti zamannya, dan selama digunakan di lingkup informal, tidak akan merusak budaya.
“Bahasa ini mungkin akan hilang saat mereka dewasa dan menghadapi kehidupan yang berbeda,” jelas Guru Besar Ilmu Etnolinguistik Fakultas Ilmu Budaya tersebut.
Wayan juga menekankan pentingnya penggunaan bahasa sesuai dengan konteks. “Selama digunakan dalam komunikasi informal, bahasa ini tidak akan merusak bahasa Indonesia, tapi harus disesuaikan dengan situasi dan lawan bicara,” tutupnya. [ipl/kun]
Link informasi : Sumber