Redaksi

24 Hari Direaktivasi, Alun-alun Jember Nusantara Alami Beberapa Kerusakan

alun-alun jember, alun-alun jember nusantara, dinas cipta karya jember, komisi a dprd jember

Jember (beritajatim.com) – Alun-alun Jember Nusantara mengalami beberapa kerusakan sejak direaktivasi pada Sabtu (14/12/2024). Komisi A DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengultimatum rekanan untuk memperbaikinya dalam jangka waktu dua pekan.

Beberapa bagian yang rusak antara lain lantai granit, ring basket, genangan air, dan fasilitas kamar mandi. Selain itu, ada keluhan warga soal toilet atau kamar mandi yang terkunci sehingga tidak bisa dipakai.

Hal ini dibahas dalam rapat dengar pendapat Komisi A dengan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Jember, dan rekanan, di gedung parlemen, Senin (6/1/2025).

“Ada beberapa catatan dan masukan. Penyedia sudah siap dan berkomitmen untuk segera membenahi beberapa kekurangan. Ini masih masa pemeliharaan,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Jember Rahman Anda.

Nantinya beberapa kerusakan akan dicek kembali. “Granit yang lepas akan dilihat penyedia. Mana granit yang berpotensi lepas. Mungkin ada beberapa titik yang kemarin lepas granitnya,” kata Rahman.

Selain itu, Rahman akan memasang taman bermain di salah satu sudut alun-alun. “Kami sudah rencanakan tahun ini dengan anggaran Rp 200 juta. Mungkin di sebelah barat,” katanya.

Rahman akan mengupayakan kamar mandi atau toilet tetap buka selama 24 jam setiap hari. “Paling tidak ada sisi yang tetap kami buka 24 jam. Kalau sekarang jam 12 malam kami tutup. Insyaallah, dengan sumber daya manusia yang kami punya, kami upayakan 24 jam tetap buka,” katanya.

Ketua Komisi A Budi Wicaksono memberikan waktu dua pekan untuk memperbaiki semua kerusakan. “Kami kemudian akan cek ulang. Setelah dua minggu tidak boleh ada kerusakan lagi. Dinas Cipta Karya menyanggupi perbaikan,” katanya.

Desain perencanaan alun-alun dimulai pada 2022 dan dilanjutkan dengan review dua tahun kemudian dengan nilai Rp 24 juta oleh CV Karya Parahita Konsultan Jember.

Pembangunan landscape yang menghabiskan anggaran Rp 17,455 miliar dikerjakan PT Joglo Multi Ayu dari Jakarta Konsultan pengawasnya adalah PT Alocita Mandiri dengan anggaran Rp 311,623 juta.

Alun-alun ini dilengkapi megatron yang diproduksi di Bandung. Pembangunan struktur videotron raksasa itu menghabiskan dana Rp 6,059 miliar dikerjakan oleh PT Wiratama Graha Raharja. Konsultan pengawasnya adalah Dinamika Konsultan dari Jember dengan anggaran Rp 98,522 juta.

Kontrak pengeboran dan menara air sebesar Rp 459,699 juta.dikerjakan CV Sudut dari Bondowoso. Konsultan pengawasnya adalah Karya Parahita dengan anggaran Rp 24,5 juta. Sementara itu pembuatan patung garuda memakan anggaran Rp 26,750 juta dan dikerjakan badan usaha milik desa (BUMDes) dari Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Semua proyek itu sudah selesai pada 31 Desember 2024. Namun masih ada masa pemeliharaan selama 360 hari. “Kami kasih waktu dua minggu untuk mengecek, karena walau pekerjaan yang bagus, kalau ada yang rusak sedikit, pekerjaan yang bagus itu tidak akan terlihat. Akan jadi bulan-bulanan. Satu keramik rusak saja sudah heboh,” kata Budi.

Tabroni, anggota Komisi A lainnya, mengibaratkan sedikit kerusakan di alun-alun tak ubahnya ‘nila setitik, rusak susu sebelanga’. “Artinya orang akan melihat dari hal yang paling jelek di dalamnya. Maka itu jadi catatan dari kami. Tapi itu sesuatu yang harus kita terima. Mau rusaknya sedikit, nol koma sekian sekian, harus jadi perhatian,” katanya.

“Kita punya waktu dua minggu untuk melihat secara kompleks, menyeluruh, agar dalam setahun ke depan tidak terlihat lagi problemnya. Kita memberikan kenyamanan bagi masyarakat,” kata Tabroni.

Wakil Ketua Komisi A Siswono mengancam akan membawa sampel campuran bahan-bahan material sejumlah kerusakan ke laboratorium untuk diuji, jika dalam dua pekan pembenahan tak dilakukan. “Kita tidak mau main-main. Ini hakikatnya kepentingan masyarakat. Kasihan Kepala Dinas,” katanya.

Uji laboratorium dilakukan agar tidak ada spekulasi soal kualitas. “Ini agar tidak menduga-duga unsur kesalahannya,” kata Siswono.

Siswono mempertanyakan kualitas rehabilitasi alun-alun jika masih ada kerusakan. Menurutnya, rekanan seharusnya mengantisipasi cuaca hujan yang bisa mengganggu kualitas. “Misalnya granit setelah dipasang, ditutup terpal dulu,” katanya.

Siswono juga meminta agar toilet tidak dikunci. Dia mendesak Rahman agar menempatkan petugas penjaga toilet selama 24 jam untuk mencegah kerusakan dan toilet tetap bisa digunakan warga. “Pemerintah melayani masyarakat. Jangan sampai tidak adanya petugas, kamar mandi gampang rusak. Yang penting pemerintah bertanggung jawab dengan aktivitas masyarakat yang mau happy,” katanya. [wir]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar