Redaksi

Cuaca Ekstrem! Pohon Tumbang Timpa Mobil dan Rumah, Warga Banyuwangi Terisolir

cuaca ekstrem, mobil dan rumah, pohon tumbang, terisolir, warga banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) – Dampak cuaca ekstrem mulai melanda di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Hujan deras disertai angin kencang hampir merata terjadi di Bumi Blambangan.

Akibatnya, sejumlah wilayah dilaporkan terjadi pohon tumbang. Tak hanya itu, akibat terpaan angin yang cukup kuat juga membuat rumah rusak.

Seperti yang terjadi di Kecamatan Srono. Dua mobil yang terparkir di halaman SMP Negeri 2 Srono mengalami rusak berat dan ringan akibat tertimpa pohon beringin yang roboh.

Tidak hanya itu, sebuah atap bangunan ruang kelas juga tampak runtuh diterpa pohon. Meski demikian, tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini.

Begitu juga di Desa Balak, Kecamatan Songgon. Terpantau sebuah rumah rusak bagian atap akibat sebuah pohon berukuran besar tumbang.

Akibatnya, rumah milik Santoso tersebut rusak. Tim TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi.

Di Kecamatan Glagah pun demikian. Warga yang tinggal di Kelurahan Banjarsari juga mengalami dampak pohon tumbang yang menimpa rumahnya.

Kecamatan Tegaldlimo, di Desa Kalipait juga sama. Sejumlah pohon jati tumbang menutup jalur menuju ke Alas Purwo. Meski demikian, penanganan cepat membuat jalur segera dapat dilalui.

Begitu pula di Kecamatan Giri, tepatnya di depan SMK Negeri 1 Banyuwangi terjadi pohon tumbang pada Senin (10/12/2024). Pohon di tepi jalan tersebut tumbang hingga menimpa pengendara motor.

Sebelumnya, dampak cuaca ekstrem di Banyuwangi juga menyebabkan satu wilayah terisolir. Tepatnya, di Dusun Sukomade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran.

Jembatan dari kayu hanyut akibat banjir bandang yang melanda daerah tersebut. Akibatnya, jalur satu-satunya bagi warga tersebut tidak dapat dilalui.

Ratusan warga di dusun tersebut tidak dapat beraktivitas keluar. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hadir dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok bagi warga.

Namun, kendala utama adalah akses menuju ke lokasi harus terhalang lantaran tidak adanya jembatan. Warga setempat memanfaatkan perahu rakit atau getek untuk dapat menyeberang ke daerah itu. [rin/aje]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar