Surabaya (beritajatim.com) – Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair) Eka Saputra memberikan penjelasan bahaya mengkonsumsi ikan buntal jika pengolahannya dilakukan tidak tepat.
Sebab, beberapa waktu lalu, kasus keracunan ikan buntal kembali terjadi, di mana satu keluarga di Bima, Nusa Tenggara Barat mengalami keracunan, dan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Eka menyebutkan bahwa keracunan ikan buntal adalah kasus keracunan hasil perikanan yang berbahaya. Dalam kondisi parah, keracunan ini bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, pengolahan ikan buntal yang tepat sangat penting untuk menghindari risiko keracunan.
Ia mengatakan, ikan buntal mengandung racun tetrodotoxin (TTX), yang sangat berbahaya. Racun ini ada pada hati, ovarium, usus, dan kulit ikan buntal. Kadang, daging ikan juga bisa mengandung racun jika pengolahannya salah.
“Gejala keracunan biasanya dimulai dengan mati rasa pada bibir dalam 20 menit hingga 3 jam setelah makan, diikuti mual, muntah, dan kelumpuhan otot. Kelumpuhan bisa menyebabkan kesulitan bernapas dan penurunan tekanan darah yang fatal,” jelasnya, ditulis Rabu (1/1/2025).
Menurutnya, pengolahan ikan buntal memerlukan keahlian khusus. Racun TTX tidak bisa dihancurkan oleh panas atau masakan biasa. Di Jepang, hanya ahli bersertifikat yang boleh mengolah ikan buntal untuk menghindari kesalahan yang bisa menyebabkan keracunan.
“Para pengolah ikan buntal diajarkan cara mengidentifikasi bagian yang beracun dan menghindari kontaminasi silang. Hanya restoran dengan izin khusus yang bisa menyajikan ikan buntal,” tambahnya.
Meskipun berbahaya, lanjut Eka, ikan buntal mengandung gizi yang baik, seperti protein tinggi, lemak rendah, serta vitamin dan mineral yang mendukung kesehatan jantung.
“Namun, manfaatnya hanya bisa didapat jika ikan diolah oleh ahli bersertifikat. Di Jepang, makan ikan buntal bukan hanya soal rasa, tetapi juga tradisi yang membutuhkan keahlian dan keberanian,” ujarnya.
Eka juga mengingatkan pentingnya memahami karakteristik bahan baku perikanan. Dengan pengetahuan tersebut, proses pengolahan bisa dilakukan dengan benar agar makanan yang siap saji aman untuk dikonsumsi.
“Untuk menghindari keracunan, masyarakat harus tahu bahwa produk perikanan yang berisiko perlu diolah oleh ahli. Jika pengolahan salah, meskipun bergizi, ikan buntal bisa berbahaya,” tandasnya. [ipl/kun]
Link informasi : Sumber