Gresik (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Gresik terus berkomitmen meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui berbagai program dan fasilitas baru. Salah satunya adalah pengoperasian 6 mobil ambulans dan 5 motor pusling (puskesmas keliling) untuk mendukung pelayanan integrasi pelayanan primer (ILP) berbasis siklus hidup manusia.
Kepala Dinas Kesehatan Gresik, dr. Muakhibatul Husna, menyampaikan bahwa kendaraan operasional tersebut akan dialokasikan ke puskesmas dan rumah sakit daerah.
“Ada 6 mobil ambulans. Dua untuk RSGS berupa ambulans dan mobil jenazah. Tahun depan mulai beroperasi,” ungkap dr. Husna dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN), Senin (23/12/2024).
Dinkes Gresik juga terus berupaya menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta stunting melalui berbagai program preventif. Salah satu langkah strategis adalah menggandeng kader-kader kesehatan dan PKK untuk melakukan edukasi rutin, terutama bagi remaja.
“Untuk meminimalisir angka kematian, kami rutin melakukan pencegahan sejak usia remaja dengan dukungan kader kesehatan dan program PKK,” jelasnya.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), menegaskan bahwa sektor kesehatan menjadi prioritas utama di tahun mendatang. Berbagai proyek prestisius, seperti Poli Terpadu RSUD Ibnu Sina dan RSUD Gresik Sehati, akan mulai beroperasi pada 2025. Selain itu, Pemkab Gresik juga berkomitmen menyediakan dokter spesialis lengkap di Rumah Sakit Gresik Sehati (RSGS).
“Kami memberikan beasiswa kepada dokter spesialis agar kebutuhan tenaga medis terpenuhi. Nanti, tiap dua tahun anggaran akan disiapkan,” kata Gus Yani.
Untuk meningkatkan motivasi tenaga kesehatan (nakes), layanan yang memenuhi standar akan mendapatkan insentif tambahan.
“Tahun depan kami assessmen, kalau layanan bagus, para nakes bisa kami ajukan untuk insentifnya,” tambahnya.
Pemkab Gresik juga berencana membentuk layanan kesehatan khusus bagi pencari kerja. Gus Yani menilai, banyak pelamar gagal dalam tes kesehatan karena kurangnya perhatian terhadap aspek ini.
“Layanan kesehatan bagi pencari kerja akan diadakan secara berkelanjutan, tidak hanya menjelang tes kerja. Ini penting karena Pemda sudah menerbitkan perda untuk penyerapan 60 persen tenaga lokal,” tegasnya. [dny/ian]
Link informasi : Sumber