Pasuruan (beritajatim.com) – Kenaikan harga tiket Gunung Bromo yang dikeluarkan oleh Taman Nasional Bromo Tengger (TNBT) Semeru dianggap oleh sejumlah masyarakat terlalu mahal. Hal ini dibuktikan menurunnya jumlah pengunjung yang mulai menurut pada masa libur natal dan tahun baru kemarin.
Kondisi tersebut kemudian menjadi perhatian khusus oleh DPRD Kabupaten Pasuruan. Menurut Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Agus Setiya Wardhana mengatakan bahwa selain tiket, pengunjung juga mengeluhkan mahalnya harga membawa drone.
“Kemarin kami telah melakukan rapat bersama dengan taman nasional membicarakan harga tiket masuk di Gunung Bromo. Karena pengunjung kemaren banyak yang mengeluh dan jumlah pengunjungnya turun,” ungkapnya Rabu (8/1/2025).
Menurutnya kunjungan di Gunung Bromo sebelumnya banyak pengunjung yang menggunakan sepeda motor. Namun setelah naik pengunjung yang menggunakan sepeda motor menurun drastis.
Wardhana juga mengatakan bahwa pihaknya meminta untuk dilakukan evaluasi kembali. Sehingga pihaknya nantinya juga akan melakukan koordinasi dengan kementrian terkait untuk membahas kenaikan tiket tersebut.
“Ini karena kenaikan harga tiket di kawasan Taman Nasional naik semua. Jadi nanti kami akan melakukan koordinasi dengan kementerian dan akan melakukan percepatan evaluasi,” tambahnya.
Diketahui harga tiket masuk pada hari biasa di Gunung Bromo Rp 29 ribu sekarang naik jadi Rp 54 ribu. Sementara untuk hari libur mulanya Rp 54 ribu kini naik jadi Rp 79 ribu.
Sedangkan untuk wisatawan mancanegara pada hari biasa Rp 220 ribu naik jadi Rp 270 ribu. Namun pada hari libur justru mengalami penurunan, yang mulanya Rp 320 ribu kini jadi Rp 255 ribu. [ada/aje]
Link informasi : Sumber