Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto melakukan langkah antisipasi dam penyegahan terhadap kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang mulai merebak di Kabupaten Mojokerto. Sepanjang Desember 2024, ada 244 ekor sapi terjangkit PMK dan 16 ekor diantaranya mati.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat, Disperta Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan. “Petugas memberi pengobatan dan vitamin terhadap sapi-sapi yang terjangkit PMK,” ungkapnya, Sabtu (4/1/2025).
Sejauh ini, pihaknya sebatas memberi pengobatan dan vitamin terhadap sapi-sapi yang terjangkit PMK. Pasalnya, belum ada alokasi vaksin dari pemerintah pusat. Pengobatan diberikan kepada hewan ternak tersebut berupa antibiotik, analgesik dan antipiretik. Selain itu, para peternak juga diberikan disinfektan.
“Disinfektan itu ntuk disemprotkan ke kandang mereka. Penyemprotan disinfektan untuk membunuh virus penyebab PMK. Kami sampai saat ini masih menunggu alokasi vaksin dari Pemprov Jatim karena dari Kementerian sudah tidak ada. Sedangkan di APBD, kami belum ada anggaran untuk pengadaan vaksin,” katanya.
Gejalah PMK ditandai dengan gejala air liur berlebihan atau hipersalivasi dan luka-luka pada kaki sapi. Pihaknya mengimbau para peternak yang sapinya terjangkit PMK segera melapor ke petugas medik dan paramedik veteriner terdekat sehingga sapi yang sakit segera mendapatkan pengobatan dan vitamin.
“Para peternak juga sebisa mungkin agar bisa memastikan sapi yang sakit tetap makan untuk mencegah kematian. PMK tidak menular ke manusia. Daging dari ternak yang terjangkit PMK tidak berbahaya, aman dikonsumsi,” pungkasnya. [tin/ted]
Link informasi : Sumber