Surabaya (beritajatim.com) – Aksi mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus yang melibatkan Ketua Bawaslu Surabaya, Novli Bernado Thyssen, kembali memanas.
Soraya, perwakilan dari Asosiasi Wanita Surabaya Melawan (AWSM) menyatakan bahwa lambannya penanganan kepolisian dalam kasus ini menimbulkan kekhawatiran terkait perlindungan hak-hak warga sipil.
“Kami meminta Polrestabes Surabaya untuk segera menindaklanjuti laporan korban, dan memastikan keadilan berjalan sesuai dengan asas yang diamanatkan oleh hukum,” tegas Soraya dalam pernyataannya di depan Polrestabes Surabaya, Senin (14/10/2024).
Kasus ini bermula pada 12 Juli 2024, ketika Novli diduga melakukan penganiayaan ringan dan pengancaman terhadap EDS, yang kemudian melaporkannya ke Polrestabes Surabaya dengan bukti lapor resmi. Hingga saat ini, belum ada langkah signifikan yang diambil oleh pihak kepolisian.
“Realita hukum yang terjadi saat ini seolah hanya melindungi kalangan tertentu, tanpa memperhatikan prinsip keadilan dan kepastian hukum yang seharusnya berlaku untuk semua,” ujar Soraya dengan penuh kecaman terhadap lambannya proses hukum.
Desakan terhadap Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk memeriksa dugaan pelanggaran kode etik oleh Novli juga semakin menguat. Asosiasi Wanita Surabaya Melawan meminta agar DKPP menindaklanjuti temuan ini dan menjaga marwah Bawaslu sebagai lembaga pengawas demokrasi.
“Kami ingin agar integritas lembaga ini tetap terjaga. Bawaslu harus mampu membuktikan bahwa setiap pelanggaran yang terjadi, baik secara etik maupun hukum, dapat diselesaikan dengan adil,” pungkas Soraya.
Sebelumnya, Ketua Bawaslu Surabaya membantah melakukan pemukulan dan penganiayaan kepada kekasihnya Elly Dianawati Saleh. Ia juga menjelaskan kronologi dan meralat waktu kejadian yang dilaporkan oleh Elly ke Polrestabes Surabaya.
“Di laporan kan tercatat penganiayaannya terjadi pada 12 Juli 2024. Padahal, dia muntah di mobil saya itu pada Kamis (11/07/2024) dini hari. Saat itu usai kami nobar pertandingan Belanda vs Inggris,” kata Novli diwawancarai Beritajatim.com, Sabtu (28/09/2024).
Novli menceritakan, awalnya dia dan Elly kencan dan nongkrong di sebuah angkringan di kota Surabaya. Saat nongkrong, Novli mendapatkan ajakan dari teman sekaligus seniornya untuk nonton bareng Semifinal Euro 2024 yang mempertemukan Belanda dan Inggris pada Kamis (11/07/2024) pukul 02.00.
Saat kejadian itu Elly sudah tinggal di kos-kosan dan bukan di Apartemen. Novli pun mengantar Elly hingga ke depan kos saat itu ia baru mengetahui bahwa Elly ternyata muntah di mobilnya.
“Saya gatau dia muntahnya dimana. Ketika tiba di kos saya bangunkan dia agar jalan ke kosnya. Tapi elly gamau pulang. Maunya sama saya. Itu jam setengah 4 pagi. Saya ini kan jarang pulang dan capek lalu saya dihadapkan dengan kondisi begitu. Dia saya suruh pulang,” jelas Novli.
Karena tidak mau pulang, menurut Novli, Elly marah dan langsung memukuli dirinya sendiri. Novli pun berusaha menenangkan sebelum akhirnya Elly memilih pulang dan kembali ke kamar kos. Sementara Novli, pulang ke rumahnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Haryoko Widhi membenarkan ikhwal pelaporan Elly. Saat ini, kasus itu sudah ditangani oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya. “Iya uda lama kok pelaporannya, pada bulan Juli kemarin. Sudah teregistrasi dengan nomor LP/B673/VII/2024/SPKT/Polrestabes Surabaya/ Polda Jatim,” tutur Haryoko. [kun]
Link informasi : Sumber