Bojonegoro (beritajatim.com) – Rencana pembangunan pabrik Etanol-Metanol sudah masuk dalam pembahasan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Proyek Strategis Nasional (PSN) dari pemerintah pusat itu sudah direncanakan sejak 2022 silam dan baru menjadi pembahasan lagi tahun ini.
“Kajian rencana pendirian pabrik beberapa waktu lalu sudah pernah komunikasi. Tetapi untuk (pengajuan) izin belum ada yang masuk. Karena itu proyeknya kan PSN,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bojonegoro, Yusnita Liasari, Kamis (19/12/2024).
Rencana pendirian pabrik yang menggunakan lahan seluas kurang lebih 5.130 hektar milik KPH Perhutani Bojonegoro itu nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp19 triliun. Pemilihan lokasi pendirian pabrik di Bojonegoro diperkirakan karena dekat dengan sumber bahan baku.
“Dari kajian rencana pendirian pabrik itu salah satu pertimbangannya karena dekat dengan sumber bahan baku (Gas dari Blok Jambaran Tiung Biru/JTB),” tambahnya.
Sementara hasil kajian dan survei yang dilakukan Perum Perhutani KPH Bojonegoro, pendirian pabrik Etanol-Metanol itu rencananya di Dusun Sawit, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem. Pabrik Etanol-Metanol yang menggunakan bahan baku jagung maupun sorgum itu akan berdiri di lahan seluas 130 hektar.
“Sedangkan lahan perhutani yang 5.000 hektar akan digunakan untuk penyediaan bahan baku berupa kebun bibit pabrik etanol-metanol menyebar di berbagai kecamatan,” ujar Kepala Sub Seksi (KSS) Hukum dan Kepatuhan Perum Perhutani KPH Bojonegoro Sunyoto.
Untuk diketahui, rencana pendirian pabrik Etanol-Metanol tersebut di bangun di kawasan peruntukan industri (KPI) yang berada di sekitar Kecamatan Gayam. Lokasi tersebut dipilih karena memiliki aksesibilitas yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan logistik dan infrastruktur. [lus/beq]
Link informasi : Sumber