Redaksi

Program Energi Baru Terbarukan PLN Jadikan Pulau Kecil Tak Lagi Terpencil

pln, program energi baru terbarukan, pulau kecil, terpencil

Sumenep (beritajatim.com) Kabupaten Sumenep, Madura merupakan salah satu daerah dengan kondisi geografis cukup unik, karena memiliki 126 pulau. 48 diantaranya merupakan pulau berpenghuni. Secara administratif, Kabupaten Sumenep terdiri atas 27 kecamatan. Pulau-pulau tersebut masuk dalam 9 kecamatan. Sedangkan 18 kecamatan lainnya merupakan wilayah daratan.

Untuk mencapai pulau-pulau itu, perlu waktu tempuh berjam-jam dengan perjalanan laut. Beberapa kecamatan kepulauan seperti Kecamatan Kangean, Raas, Sapeken, dan Masalembu, masih memiliki pulau-pulau kecil yang terpisah dari ibu kota kecamatan. Harus menyeberang menggunakan perahu rakyat dari ibu kota kecamatan ke pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Salah satunya Kecamatan Sapeken. Ada cukup banyak pulau kecil yang mengelilingi Pulau Sapeken. Seperti Pulau Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil, Sadulang Besar, Sadulang Kecil, Sakala, dan masih berderet pulau lainnya. Untuk menuju pulau-pulau kecil itu, dari Kecamatan Sapeken harus menyeberang sekitar 1-4 jam menggunakan perahu. Sedangkan untuk ke Pulau/Kecamatan Sapeken, membutuhkan waktu tempuh 12 jam perjalanan laut dari Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

Kondisi geografis tersebut membuat puluhan pulau kecil itu minim fasilitas. Bahkan sekedar nyala lampu saja, nyaris menjadi barang mewah bagi masyarakat pulau-pulau kecil itu. Mereka selama ini lebih banyak menggunakan penerangan ala kadarnya. Sedangkan bagi warga yang mampu, nyala lampu menggunakan mesin diesel yang dimiliki perorangan, dan dibayar patungan dengan tarif tertentu.

Tentu saja tidak bisa dibilang murah apabila warga kepulauan menjadi pelanggan mesin diesel untuk menyalakan lampu. Belum lagi terbatasnya jam operasi dan pemakaian. Karena itu, warga setempat lebih sering menggunakan penerangan seadanya.

Namun mimpi mendapat fasilitas penerangan yang layak itu seakan menjadi nyata, ketika PT PLN mencanangkan program pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk menghadirkan listrik 24 jam di pulau-pulau kecil.

Untuk Kabupaten Sumenep, ada 13 pulau yang menjadi lokasi pemanfaatan EBT berupa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Tiga belas pulau tersebut adalah Pagerungan Kecil, Tonduk, Paleyat, Saobi, Sabunten, Goa-Goa, Sakala, dan Masa Kambing. Selain itu Pulau Karamian, Saebus, Sadulang Besar, Sapangkur Besar, dan Saular.

“Kami secara bertahap melaksanakan program EBT itu sejak 2018. Sampai saat ini, program EBT itu masih terus dikerjakan. Tahun ini akan beroperasi 11 lokasi baru di Pulau Kangean,” kata Manager PLN ULP Kepulauan Kangean, Hanif Hendri, Rabu (30/10/2024).

Kapasitas PLTS yang sudah beroperasi di pulau-pulau tersebut tidak sama setiap pulaunya, karena disesuaikan dengan jumlah penduduknya. Ada kapasitas 25 hingga 200 kilowatt peak (KWp).

“Untuk pemakaian EBT, setiap pelanggan dibatasi menggunakan limiter. Kami masih terus berupaya mengembangkan agar kapasitas bisa bertambah, mengingat jumlah pelanggan PLN di pulau-pulau itu juga semakin banyak,” ujar Hanif.

Sementara Manager PLN ULP Sumenep, Pangky Yongkynata Ardyansyah mengatakan, pemanfaatan PLTS sebagai EBT diyakini lebih efektif dan efisien dibandingkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang digunakan sebelum ini.

“Kalau PLTD ini kan harus membeli dan menyimpan bahan bakar solar. Sementara di pulau kalau terjadi cuaca buruk, akan sangat sulit melakukan pengiriman solar dari daratan. Kapal tidak ada yang berlayar kalau cuaca buruk. Ini tentu menyulitkan PLTD karena bergantung pada ketersediaan solar,” paparnya.

Karena itu, PLN mengubah menjadi EBT PLTS, karena lebih ramah lingkungan. Prinsip kerja PLTS adalah menggunakan cahaya matahari untuk mendapatkan listrik. Berbeda dengan PLTD yang menggunakan solar untuk mendapatkan listrik. Penggunaan solar disebut kurang ramah lingkungan karena mengeluarkan emisi karbon.

“Kami melakukan transmisi energi menjadi EBT sebagai bentuk komitmen PLN dalam mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai target zero emisi pada 2060,” ungkapnya.

Karena itu, lanjutnya, untuk pulau kecil di bawah ULP Sumenep, pemanfaatan EBT terus dikembangkan. Saat ini PLTS yang telah beroperasi ada di Pulau Masakambing, Kecamatan Masalembu. Kemudian akan menyusul beberapa pulau lainnya.

Salah satu warga Pulau Masakambing, Miftah Farid mengaku sangat bersyukur dengan masuknya PLN ke desanya dalam bentuk PLTS. Selama ini, dirinya menggunakan mesin diesel untuk kepentingan penerangan.

“Kalau pakai diesel tarifnya lebih mahal. Kalau PLTS nya PLN ini lebih murah. Jadi tidak memberatkan warga,” ucapnya.

Pemuda yang karib disapa Icank ini mengaku begitu pentingnya nyala listrik di kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan vital, baik ekonomi, sosial, pariwisata, semua memerlukan listrik.

“Kebetulan saya aktif di kelompok sadar wisata. Di Pulau Masakambing ini ada Burung Kakak Tua Jambul Kuning, yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Hanya ada di Pulau Masakambing. Nah untuk menarik wisatawan dan mengembangkan menjadi objek wisata, tentu saja perlu dukungan fasilitas seperti listrik,” ujarnya.

Kini setelah bisa menikmati nyala listrik dengan harga murah, Icank berharap pengembangan berikutnya adalah penambahan kapasitas, mengingat jumlah pelanggan PLN di Pulau Masakambing juga terus bertambah.

“Terima kasih PLN untuk nyala listriknya dengan energi yang ramah lingkungan. Semoga nantinya kapasitas bisa semakin bertambah, agar jangkauannya pun lebih luas,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan Dayat, salah satu pengrajin kayu santigi di Pulau Pagerungan. Dulu ketika listrik belum masuk ke desanya, jumlah produksi kerajinannya terbatas, karena waktu pengerjaannya lebih lama. Sekarang setelah desanya terang, produksi kerajinan kayu santigi yang dibuatnya semakin banyak.

“Contohnya pembuatan tasbih dari kayu santigi. Dulu sebelum ada listrik, satu tasbih ini baru selesai 1 minggu. Kadang lebih. Setelah ada listrik, pengerjaan 1 tasbih bisa selesai hanya 3 hari. Alhamdulillah, PLN benar-benar membantu pengrajin kecil seperti saya,” ucapnya dengan mata berbinar. [tem/aje]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar