Redaksi

Ratusan Mahasiswa Universitas Jember Uji Gagasan Cabup Hendy Siswanto, Fawait Absen

unej, universitas jember

Jember (beritajatim.com) – Kurang lebih 200 orang mahasiswa menguji gagasan Hendy Siswanto, calon bupati nomor urut 1, di auditorium Universitas Jember, di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (3/11/2024).

Acara bertajuk Adu Gagasan Cabup dan Cawabup Kabupaten Jember ini membahas enam isu, yakni ketahanan pangan dan pertanian, infrastruktur dan konektivitas, pendidikan dan kulitas sumber daya manusia, ekonomi kreatif dan pariwisata, kesehatan, serta lingkungan dan tata kelola sumber daya alam.

“Calon bupati dan calon wakil bupati adalah harapan masyarakat. Maka kami menjadi inisiator pertama kali di Jember untuk menantang cabup dan cawabup berdiskusi dengan mahasiswa,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember Gunawan Wibisana.

BEM FISIP Unej sebagai penyelenggara sebenarnya mengundang pasangan calon Hendy Siswanto-Muhammad Balya Firjaun Barlaman dan Muhammad Fawait-Djoko Susanto. Namun hanya Hendy yang bisa hadir.

“Undangan kami berikan ke posko tim pemenangan masing-masing pasangan calon,” kata Gunawan. Semua pasangan calon diharapkan memberikan kepastian untuk hadir atau tidak maksimal tiga hari sebelum penyelenggaraan.

Tiga hari sebelum acara, menurut Gunawan, tim Fawait-Djoko sudah mengabarkan ketidakhadiran pasangan tersebut karena ada agenda lain. “Kami hormati, tidak masalah,” katanya.

Fawait-Djoko tidak bisa diwakili tim sukses. Mahasiswa ingin bertemu langsung dengan calon bupati dan atau calon wakil bupati. “Kami tetap fair, menunjukkan kenetralan kami, tidak berpihak ke mana-mana,” kata Gunawan.

Kendati hanya dihadiri Hendy Siswanto, mahasiswa antusias mengikutinya. Peserta tak hanya dari FISIP, tapi juga mahasiswa dari fakultas lain. Gunawan menyebut itu sebagai adu gagasan dan diskusi terbuka. “Ini paslon melawan mahasiswa. Artinya mahasiswa langsung tahu kompetensi beliau-beliau (para cabup dan cawabup),” kata Gunawan.

“Kami ingin memfasilitasi mahasiswa untuk bisa duduk bersama dan berdialog dengan calon pemimpin daerah. Kedua, kami ingin memberikan edukasi politik, terlebih untuk mahasiswa di luar FISIP. Gen Z bisa dibilang pemilih pemula. Harapannya, kalau mau memilih calon pemimpin, berbasis ilmu pengetahuan, gagasan mereka (calon) harus benar-benar teruji,” tambah Gunawan.

Gunawan mengingatkan fungsi mehasiswa sebagai agen kontrol sosial. “Mahasiswa akan mengontrol segala kebijakan, apa yang dilakukan pemerintah dan tidak dilakukan pemerintah besok,” katanya.

Kehadiran Hendy ini dipuji Muhammad Habibi, mahasiswa Fakultas Pertanian asal Kecamatan Kalisat, dan mendapat aplaus dari ratusan mahasiswa. “Saya mengapresiasi Pak Hendy yang sudah menerima undangan dan tantangan teman-teman mahasiswa,” katanya disambut tepuk tangan peserta lainnya.

Hendy tak hanya menerima pujian, tapi juga pertanyaan-pertanyaan kritis dari mahasiswa. Panitia memang membuka kesempatan kepada audiens untuk bertanya, dan ada sebelas mahasiswa yang terpilih untuk menanyakan sejumlah persoalan terkait tema kepada Hendy.

Kendati dibatasi oleh enam isu, pertanyaan mahasiswa benar-benar acak. Nadia Soraya, mahasiswi Administrasi Negara FISIP Unej Angkatan 2022, dengan kritis mempertanyakan penerapan sistem satu arah (SSA) di kawasan Tegalboto dan penataan pedagang kaki lima.

“Kebijakan tersebut menimbulkan masalah baru, dengan adanya kemacetan di jalan. Di samping itu dapat diketahui penyebab utama kemacetan adalah pedagang-pedagang yang memenuhi bahu jalan. Bagaimana strategi pasangan calon nomor urut 1 untuk menyikapi kebijakan SSA yang tidak sesuai tujuan dan harapan awal untuk mengurangi kemacetan,?” tanya Nadia.

Sementara itu, Naylan Firdaus, mahasiswa FISIP Unej dari Umbulsari, mempertanyakan tujuan pembangunan alun-alun kota. “Bagaimana Anda menjamin pembangunan ini berkelanjutan, bila Anda tidak terpilih kembali atau terpilih,” tanyanya.

Setelah dibombardir sekian pertanyaan kritis yang dijawab dengan kombinasi gaya jenaka dan serius, Hendy menutup kehadirannya dengan pernyataan soal fungsi mahasiswa. “Mahasiswa adalah agen perubahan. Mahasiswa adalah generasi pengganti kami,” katanya.

“Pastikan diri kalian meletakkan kaki di tempat yang tepat, lalu berdiri teguh untuk memulai langkah menuju keberhasilan. Anak-anak muda, mahasiswa, Gen Z, Gen Y, hati-hati meletakkan kaki. Hati-hati bergaul, dan gunakan pergaulan itu semaksimal mungkin. Hilangkan ego pribadi untuk berkolaborasi,” kata Hendy.

Hendy meminta kepada para mahasiswa untuk bekerja sama untuk berinovasi untuk mendapatkan pendapatan dan pengalaman. “Pengalaman apa sajam karena Indonesia Emas tidak khusus lulusan FISIP saja. Lulusan FISIP harus bisa mengurai dan mengembangkan kehidupan,” katanya.

Hendy berharap kelak kembali diundang dalam acara serupa. “Dan diberikan pertanyaan-pertanyaan lebih tajam lagi,” katanya. [wir]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar