Redaksi

Rizky Febian dan Mahalani Rayakan 7 Bulan Kehamilan, Ini Rangkaian Tradisi Mitoni

artis, hamil, mahalini

Surabaya (beritajatim.com) – Pasangan selebritis Rizky Febian dan Mahalini baru-baru ini merayakan momen istimewa dalam perjalanan kehamilan mereka dengan menggelar upacara tasyakuran tujuh bulanan atau dikenal sebagai mitoni. Acara yang berlangsung pada Selasa (7/1) tersebut dilakukan dengan penuh khidmat bersama keluarga besar.

Dalam perayaan tersebut, pasangan ini mengenakan pakaian adat Sunda, yang menambah keunikan dan kekhusyukan prosesi ini. Tradisi mitoni sendiri merupakan salah satu bentuk doa dan harapan dalam budaya Jawa agar ibu hamil dan janin yang dikandung diberikan kelancaran serta keselamatan hingga proses persalinan.

Apa Itu Mitoni?

Mitoni berasal dari kata “am” yang berarti melakukan, dan “pitu” yang berarti tujuh. Dalam tradisi Jawa, mitoni dilakukan pada bulan ketujuh kehamilan sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prosesi ini sarat akan simbol dan doa, melibatkan berbagai tahap yang memiliki makna mendalam.

Biasanya, mitoni dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang dianggap baik, seperti Selasa atau Sabtu. Prosesi dilakukan di siang atau malam hari, dengan suasana yang khusyuk. Berikut penjelasan lengkap mengenai tahapan mitoni.

Rangkaian Prosesi Mitoni

1. Sungkeman

Tahap pertama dimulai dengan sungkeman, di mana calon ibu bersimpuh di hadapan calon ayah untuk meminta doa dan restu. Setelah itu, keduanya melakukan sungkeman kepada orang tua masing-masing.

Makna dari sungkeman adalah sebagai simbol rasa hormat kepada orang tua dan permohonan doa agar perjalanan kehamilan berjalan lancar hingga persalinan. Selain itu, momen ini juga mencerminkan keakraban keluarga dan rasa syukur.

2. Siraman

Siraman adalah tahapan memandikan ibu hamil dengan air bunga setaman. Air ini biasanya diambil dari tujuh sumber air yang berbeda, kemudian dituangkan dari kendi oleh pemimpin upacara dan sesepuh keluarga.

Setiap bunga dalam air setaman memiliki makna simbolis. Misalnya, mawar melambangkan kasih sayang, melati melambangkan kesucian, dan kenanga melambangkan harapan baik. Siraman ini bertujuan untuk membersihkan secara lahir dan batin, serta memberikan ketenangan bagi ibu hamil.

3. Pecah Telur

Telur menjadi simbol penting dalam prosesi ini. Telur ditempelkan di dahi calon ibu, lalu digelindingkan hingga jatuh ke lantai. Jika telur tersebut pecah, diyakini proses persalinan nanti akan berjalan dengan mudah dan lancar.

Selain itu, telur juga melambangkan awal kehidupan baru, sehingga ritual ini merupakan bentuk doa agar bayi yang lahir sehat dan sempurna.

4. Memutus Janur

Dalam tahap ini, calon ayah memutus janur yang telah dililitkan di tubuh calon ibu selama siraman. Prosesi ini melambangkan peran ayah sebagai pelindung dan pendamping ibu selama proses persalinan.

Janur yang diputus juga mengisyaratkan harapan agar kelahiran bayi berlangsung lancar, ari-ari keluar dengan sempurna, dan kesehatan ibu serta bayi tetap terjaga.

5. Brojolan dan Pecah Kelapa

Pada tahap ini, ibu hamil diminta meluncurkan kelapa cengkir gading dari atas perutnya hingga jatuh ke tanah. Kelapa yang digunakan sebelumnya telah digambar tokoh wayang Kamajaya dan Kamaratih, simbol pasangan ideal dalam budaya Jawa.

Setelah kelapa diluncurkan, calon ayah akan memecahkannya. Jika gambar Kamajaya yang terbelah, maka bayi dipercaya akan berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, jika Kamaratih yang terbelah, bayi dipercaya perempuan. Ritual ini merupakan doa agar bayi lahir dengan selamat dan menjadi anak yang ideal dalam keluarga.

6. Ganti Busana

Tahap ini menandakan transisi menuju kehidupan baru. Calon ibu akan mengganti kain yang dikenakan sebanyak tujuh kali dengan motif yang berbeda-beda. Setiap motif kain melambangkan harapan baik seperti kebahagiaan, kesejahteraan, keberanian, dan kemuliaan.

Proses ini juga mengajarkan bahwa setiap individu akan melewati berbagai fase kehidupan yang berbeda-beda, namun selalu diiringi dengan doa dan dukungan keluarga.

7. Jual Cendol atau Rujak

Dalam prosesi ini, calon ayah dan ibu memperagakan kegiatan menjual cendol atau rujak. Calon ayah akan memayungi calon ibu saat berjualan, sementara tamu-tamu membeli menggunakan koin dari tanah liat (kreweng).

Simbol ini mencerminkan kerja sama pasangan dalam membangun keluarga serta komitmen untuk mendukung anak hingga mandiri. Kehadiran pembeli dalam prosesi ini juga melambangkan bahwa anak yang lahir kelak akan mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

8. Potong Tumpeng

Sebagai puncak acara, dilakukan pemotongan tumpeng oleh keluarga inti. Potongan pertama biasanya diberikan kepada calon ibu sebagai simbol doa dan rasa syukur atas kehamilan yang berjalan dengan baik.

Tumpeng juga menjadi lambang pengharapan agar anak yang lahir nanti tumbuh menjadi individu yang berbudi luhur dan mampu hidup selaras dengan masyarakat.

Tradisi mitoni tidak hanya menjadi simbol rasa syukur, tetapi juga cara menjaga nilai-nilai budaya yang sarat makna. Dengan melibatkan keluarga besar, prosesi ini mempererat hubungan kekeluargaan sekaligus mempertegas pentingnya dukungan emosional bagi calon ibu dan ayah.

Bagi Rizky Febian dan Mahalini, tasyakuran ini menjadi momen istimewa untuk memanjatkan doa agar kehadiran buah hati mereka kelak membawa kebahagiaan dan keberkahan. (mnd/ian)


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar