Redaksi

Sepanjang 2024 Kasus TBC di Surabaya Meningkat, Sebanyak 1.327 Anak Terjangkit

kasus, penyakit, surabaya, tbc

Surabaya (beritajatim.com) – Kasus Tuberculosis (TBC) di Surabaya mengalami kenaikan sebanyak 5 persen di tahun 2024, jika dibandingkan dengan 2023 lalu.

Dinas Kesehatan Kota Surabaya mencatat bahwa kasus TBC meningkat 5 persen ini terhitung sejak bulan Januari hingga November 2024, ditemukan 10.741 kasus.

“Jika dibandingkan dengan capaian kasus TBC di periode yang sama, tahun 2023. Ini menunjukkan peningkatan sebesar lima persen,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Nanik Sukristina pada Kamis (12/12/2024).

Sedangkan, untuk kasus TBC pada anak tercatat ada 1.327 atau 42,6 persen. Ini terhitung sejak 31 November 2024.

“Data penemuan kasus TBC anak di rentang usia 1 – 14 tahun sebesar 1.327 atau 42,6 persen, dari target penemuan pada tahun 2024 sebesar 3.113 kasus,” urainya.

Nanik mengungkapkan bahwa, penyebaran TBC ini disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyerang paru-paru. Kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti kelenjar limfe, ginjal, tulang serta sistem saraf kecuali pada kuku dan juga rambut.

“Penyebaran TBC ini terjadi dari droplet [cipratan liur] penderita melalui udara saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, melepaskan partikel mikroba; yang dihirup orang lain,” jelas Nanik.

Melihat sebaran kasus TBS ini, Pemkot Surabaya melakukan langkah upaya mengoptimalkan pelaksanaan penjaringan pada terduga dan kasus TBC.

Yang pertama, yakni dengan “active case finding” dengan melibatkan peran lintas sektor di masing – masing wilayah lewat berbagai kegiatan deteksi dini.

“Melaksanakan giat investigasi kontak minimal delapan kontak serumah/kontak erat,” papar dia.

Kemudian kedua, pemkot kolaborasi melakukan kegiatan Skrining kesehatan yang terintegrasi, di perusahaan, OPD, sekolah, populasi masyarakat umum dan beresiko.

Lalu, kolaborasi dengan kegiatan bernama geliat UNAIR, dalam tata-laksana penanggulangan TBC anak.

“Kegiatan skrining terintegrasi di Kota Surabaya dengan menggunakan metode skrining gejala yang dilakukan sesuai dengan alur algoritma tatalaksana TBC,” jelasnya.

Selain penemuan kasus TBC secara aktif, pihaknya juga melakukan penemuan kasus TBC pasif dengan memperluas jejaring layanan TBC (melakukan MoU kerja sama dengan RS, Klinik & DPM).

“Penyusunan Perwali Tim Percepatan Penanggulangan TBC dan Penyusunan Perwali Rencana Aksi Daerah (RAD) dan RAD,” ucap Nanik. [ram/ian]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar