Redaksi

Tiga Hal yang harus Diantisipasi dalam Program Makan Bergizi Gratis

dprd jember, program makan bergizi gratis, program makan bergizi gratis jember

Jember (beritajatim.com) – Pemerintah rencananya mulai melaksanakan program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Jember, Jawa Timur, secara bertahap pada 13 Januari 2025. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dan diantisipasi dalam pelaksanaan program tersebut.

“Pertama soal quality control, karena ini menyangkut ribuan anak di Jember. Quality control terhadap makanan harus betul-betuk detail dan kalau bisa dilakukan setiap hari,” kata Wakil Ketua DPRD Jember Widarto, ditulis Minggu (12/1/2025).

“Kedua, anak-anak ini mudah bosan. Maka harus ada upaya untuk membuat nafsu makan anak-anak terbit. Ketiga, soal ketepatan waktu. Kalau proses distribusi makanan terlambat, maka akan mengganggu proses belajar mengajar, termasuk bisa jadi jadwal pulang siswa terlambat,” kata Widarto.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Jember 2025 mengalokasikan Rp 10 miliar untuk program ini. “Kalau hanya mengandalkan APBN, jelas tidak mampu. Maka harus ada sharing baik dari provinsi maupun kabupaten. Jadi dana ini difungsikan sama untuk penyediaan bahan makanan bergizi gratis ini,” kata Widarto.

Widarto memahami program Makan Bergizi Gratis harus disiapkan dengan matang agar tidak terjadi persoalan di kemudian hari. “Kami membayangkan kalau quality control tidak bagus, lalu terjadi persoalan di satu sekolah saja, misalkan basi, dampaknya luar biasa. Maka lebih baik disiapkan matang daripada dipaksakan cepat tapi menimbulkan masalah di kemudian hari,” katanya.

Widarto juga mendukung upaya antisipasi terhadap penipuan yang mengatasnamakan program ini. “Warga jangan tertipu. Tidak ada kerja sama dengan pihak ketiga, karena akan dikerjakan di dapur-dapur umum (yang sudah ditentukan),” katanya.

Widarto juga mengingatkan agar tidak ada pungutan apapun di masyarakat yang mengatasnamakan program ini. “Tidak boleh, dan itu melanggar hukum. Kalau ada sekolah yang melakukan pungutan dengan alasan Makan Bergizi Gratis dengan nomenklatur apapun, sudah pasti salah. Bisa dilaporkan, karena ini memang betul-betul gratis,” katanya.

Penjabat Gubernur Jatim Adhy Karyono setuju jika masalah kesehatan dan keamanan pangan menjadi perhatian. “Sekali kita lengah, begitu rutin setiap hari makan, satu hari ada yang keracunan, semua akan ketarik. Siapa yang masak, siapa yang distribusi, siapa yang beli bahan. Ini hati-hati. Masalah sepele berhadapan dengan persoalan nyawa dan hukum,” katanya.

Adhy sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Jatim untuk berkoordinasi dengan seluruh Dinkes kabupaten-kota dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul.

Dalam acara simulasi Makan Bergizi Gratis di Arum Sabil City Forest, 8 Januari 2025, di Kabupaten Jember, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Erwin Astha Triyono mengatakan, pihaknya bertugas membantu memilihkan menu terbaik.

“Berapapun harganya, insyaallah bisa kita atur, terutama makanan lokal, supaya nanti bisa mencukupi filosofi isi piring: ada karbohidrat, protein, sayur, buah, dan susu,” kata Erwin.

Dinkes Jatim juga memastikan keamanan makanan yang disajikan bersama Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan BPOM. “Makanan yang ada kami cek, sehingga tidak usah khawatir. Semua sudah kami antisipasi supaya makanan betul-betul sehat dan aman,” kata Erwin.

Adhy mengatakan, program Makan Bergizi Gratis sederhana. “Tapi pemerintah sangat serius mempersiapkan semua. Rp 71 triliun itu kecil kalau dihitung dari berapa jumlah siswa yang jumlahnya puluhan juta dan harus makan setiap hari,” katanya.

“Kelihatannya sederhana. Makan siang. Tapi bisa kita lihat, bagaimana memasak, bagaimana memenej, packing, bagaimana distribusi, itu penting. Karena harus menghindari hal-hal yang tak diinginkan, soal bagaimana kandungan kesehatan makanan itu dan bagaimana mendeliver makanan itu agar tidak basi,” kata Adhy.

Menurut Adhy, Pemprov Jatim sangat mendukung program ini melalui alokasi anggaran. “Namun kami menunggu pedoman, uang itu akan digunakan untiuk menambah jumlah (makanan), atau untuk supporting seperti membiayai fasilitas, distribusi, pengamanan, dan sebagainya. Kami akan mengawal betul, termasuk kabupaten dan kota yang belum siap, kami akan back up,” katanya.

Jawa Timur harus menjadi lumbung pangan yang kuat bagi nasional. “Efeknya ketika MBG ini diberlakukan, kebutuhan bahan makanan yang bergizi, sehat, semakin meningkat. Jawa Timur sebagai lumbung pangan, beras surplus, daging surplus, ayam surplus, telur surplus. Hampir 20 provinsi sangat tergantung dengan produk Jawa Timur dalam urusan makanan,” kata Adhy.

Adhy juga meminta agar penanganan sampah makanan diperhatikan. “Di Jawa Timur, 51 persen sampah adalah sampah makanan. Bagaimana manajemen dan pemusnahannya penting sekali. Jadi program ini sederhana, tapi penuh dengan persyaratan yang harus ditaati,” katanya. [wir]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar