Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai mengancam kesehatan ternak di Kabupaten Ponorogo. Di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, sejumlah sapi milik warga dilaporkan menunjukkan gejala khas PMK, seperti mulut berlendir dan luka pada kuku. Bahkan, beberapa sapi dilaporkan telah mati akibat penyakit tersebut.
Kayun, warga Dusun Setutup Desa Jimbe, menuturkan bahwa salah satu sapinya mulai menunjukkan gejala PMK sejak sepekan lalu. Sapi itu tidak lagi mampu berdiri, mulut dan hidungnya berlendir. Kuku kakinya pun tak luput dari sakit. Untuk mencegah luka berlebih di kukunya, Ia harus menutup kaki sapi tersebut dengan kain, supaya tidak dihinggapi lalat
“Awalnya sapinya tidak mau makan, mulutnya berlendir, dan kukunya sakit. Sekarang kondisinya tidak bisa berdiri,” ujar Kayun, Kamis (2/1/2025).
Ia mengaku merawat sapinya secara mandiri tanpa memanggil petugas veteriner. Namun, Kayun tetap berharap sapinya bisa pulih meski kondisinya seperti itu. Dengan ramuan atau obat yang diberikan, kini meski sedikit, sapinya tersebut sudah mulai makan.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai mau makan sedikit-sedikit,” imbuhnya.
Sementara itu, Muh. Aziz Eko, perangkat Desa Jimbe, mengungkapkan bahwa kasus PMK di desa tersebut telah menyebabkan 4 ekor sapi mati dalam kurun waktu sepuluh hari terakhir. Gejala yang ditemukan meliputi keluarnya lendir dari mulut dan hidung, serta luka di dalam mulut yang menyerupai sariawan.
“Laporan dari warga menyebut ada empat sapi yang mati dengan gejala seperti PMK. Kejadiannya dimulai sekitar sepuluh hari lalu,” jelas Aziz.
Dengan situasi ini, warga berharap adanya penanganan cepat dari pihak terkait untuk mencegah penyebaran lebih luas. Penyakit PMK yang menyerang ternak tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan usaha peternakan di wilayah tersebut.
“Semoga segera ada penanganan dari Dinas Peternakan, supaya peternak tidak merugi,” tutupnya. [end/aje]
Link informasi : Sumber