Ngawi (beritajatim.com) – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Ngawi mengaku kena dampak dari kenaikan harga elpiji 3 kilogram.
Salah satunya pedagang pentol corah di Jalan Ahmad Yani, Desa Beran, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Unggul Akbar. Dia mengaku bakal segera menyiasati kenaikan harga elpiji agar tidak boncos.
“Sehari hampir dua kali beli elpiji. Karena penggunaan kan sampai 12 jam ketika jualan pentol ini. Jadi ya pasti kena dampaknya ya,” kata Unggul, Rabu (15/01/2025).
Dirinya mengaku sebelumnya beli elpiji ke pedagang eceran dengan harga Rp20.000 per tabung. Kadang, dia dapat harga Rp18.000 per tabung.

“Kalau naiknya Rp2.000 ya sebenarnya tidak terlalu signifikan ya. Tapi, bagaimanapun porsi pentol corah mungkin akan dikurangi sedikit gitu ya,” katanya.
Unggul menyebut, dirinya tak terlalu mempersoalkan kenaikan harga elpiji. Dia hanya mengharap ketersediaan stok elpiji di saat harga naik.
“Karena selama tiga bulan terakhir termasuk tahun baru kemarin, elpiji tidak langka. Stok cukup termasuk untuk kami para pedagang,” katanya.
Tak hanya Unggul, Yusuf Widodo pengusaha warung makan di kawasan Pasar Besar Ngawi mengaku keberatan dengan kenaikan harga elpiji.
“Sebelumnya kan sudah Rp20.000 per tabung. Kemudian, ini naik, ya ditambah bahan pokok juga naik. Ya mau mau gak mau untuk gorengan yang kami jual nanti misalnya bakal lebih kecil untuk menyiasati ini,” kata Yusuf.
Tidak hanya gorengan, dipastikan porsi makanan yang dijual juga bakal berkurang. Dirinya tak bisa menaikkan harga makanan karena kasihan pada para pelanggan.
“Ya jadi porsi nasinya berkurang otomatis. Kalau harga naik ya kasihan pelanggan. Dan yang keberatan ini gak cuma saya, pedagang yang pakai elpiji pasti juga merasakan hal yang sama,” katanya. [fiq/but]
Link informasi : Sumber