Redaksi

Inovasi Eco-Enzyme dari Kulit Nanas Bawa Siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara Raih Medali Emas di GYIIF 2025

Surabaya (beritajatim.com) – Siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara, Jawa Timur, berhasil meraih Medali Emas di ajang 3rd Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) 2025 yang digelar pada 11-14 Januari 2025.

Tim yang terdiri dari Felix, Maulana Cornelius Rolando, Ghani Anargya, Mehaga Qhusni, dan Nadya Putri, memenangkan kategori Life Science berkat inovasi mereka dalam mengolah kulit dan bonggol nanas menjadi eco-enzyme untuk membasmi larva nyamuk Aedes aegypti.

Prestasi ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai. Ia menilai bahwa prestasi ini adalah awal yang baik untuk memulai tahun inovasi pendidikan 2025.

“Prestasi siswa kita terus diukir, semangat sekolah untuk memfasilitasi para siswa dalam berkompetisi juga semakin tinggi. Kita berharap, iklim prestasi ini terus meningkat di sepanjang tahun 2025,” kata Aries, Kamis (16/1/2025).

Aries berharap prestasi ini juga dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk terus menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Inovasi seperti ini sangat membantu mengatasi persoalan di masyarakat, salah satunya dalam pencegahan demam berdarah,” ungkap Aries.

Inovasi yang dikembangkan oleh siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara ini memanfaatkan enzim bromelain yang terdapat dalam kulit dan bonggol nanas sebagai biolarvasida untuk membunuh larva nyamuk.

Diketahui, dalam sebuah penelitian menyebut jika enzim bromelain yang terkandung dalam kulit nanas bersifat proteolitik, yang akan mendegradasi dan melisiskan dinding kulit larva dan saluran pencernaan larva.

Sehingga, larva nyamuk akan mati dan enzim tersebut akan masuk ke dalam tubuh larva untuk mengambil nutrisi dari larva tersebut.

Kenaikan Harga LPG Subsidi Picu Keluhan Pelaku Usaha Kecil

Sementara itu, penelitian oleh siswa SMAN Taruna Bhayangkara ini dilakukan di laboratorium kimia sekolah selama enam bulan, dan bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran demam berdarah di Indonesia.

Pembimbing tim, Eva Roliyah Hartini, menjelaskan bahwa eco-enzyme yang dihasilkan dapat dibuat secara sederhana dengan menggunakan bahan-bahan seperti gula Jawa, kulit dan bonggol nanas, serta air.

Campuran tersebut difermentasi selama tiga bulan sebelum bisa digunakan. “Eco-enzyme ini aman digunakan di sekitar rumah dan sudah diuji di kolam ikan tanpa membahayakan ikan,” ujar Eva.

Keberhasilan ini juga menjadi bagian dari program Student Achievement Center (SAC) yang digagas Dinas Pendidikan Jawa Timur, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi siswa. [ipl/suf]


Link informasi : Sumber

Tinggalkan komentar