Jember (beritajatim.com) – Lembaga Wakaf Darul Hikam di Kabupaten Jember, Jawa Timur, memantik gerakan masjid ramah difabel dan lansia. Rumah ibadah tak seharusnya diskriminatif terhadap sesama manusia.
Lembaga Wakaf Darul Hikam baru memasuki usia setahun pada 24 Januari 2025. Namun ihktriar untuk memulai gerakan itu bukannya tanpa alasan. “Kami pernah berdiskusi di Universitas Jember dan teman-teman pegiat hak asasi manusia. Intinya rumah ibadah kita belum ramah lansia dan difabel,” kata Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam Muhammad Noor Harisudin, Sabtu (18/1/2025).
Sebagaimana halnya infrastruktur fasilitas umum di Indonesia, pembangunan masjid sering tidak memperhitungkan akses untuk lansia dan difabel. “Tahun 2019, saya ke Australia, orang difabel (berkursi roda) begitu turun dari mobil langsung didorong masuk masjid. Kalau di sini kan tidak bisa. Mereka masih harus naik anak tangga,” kata Harisudin.
Begitu juga untuk lansia. Sebagian lansia harus menunaikan gerakan salat sambil duduk. Namun masjid tidak menyediakan kursi untuk mereka. “Orang-orang menganggap seperti tidak ada masalah. Padahal itu kan masalah. Semestinya salat di masjid enak. Tapi karena tidak ada yang memfasilitasi, mereka diam,” kata Harisudin.
Akhirnya, Lembaga Wakaf Darul Hikam mulai mulai menyediakan kursi untuk lansia di masjid. Sementara ini bantuan kursi untuk lansia ini diberikan di beberapa masjid di Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Malang.
Nantinya secara bertahap, Lembaga Wakaf Darul Hikam tak hanya memberikan bantuan kursi salat, tapi juga pembangunan infrastruktur kelengkapan akses untuk difabel dan lansia, termasuk alquran braile.
“Ini perlu didorong satu demi satu, karena negara lama belum hadir. Kalau tidak kita mulai, kapan lagi perubahannya,” kata Harisudin.
Bahkan Lembaga Wakaf Darul Hikam berencana memberikan penghargaan bagi masjid yang ramah difabel dan lansia, bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur. “Ini untuk mendorong percepatan masjid-masjid supaya lebih bagus lagi. Ini perlu kita mention lebih kuat agar menjadi kesadaran masif di kalangan takmir masjid. Ini gerakan sosial,” kata Harisudin.
Harisudin sadar tidak mudah menunggu kehadiran negara. “Kalau kami memulai gerakan ini, akan banyak dukungan dari mana-mana,” katanya.
Setelah memulai gerakan masjid ramah difabel dan lansia, Darul Hikam berencana membuat gerakan masjid hijau atau masjid yang bersahabat dengan alam, seperti memiliki taman.
Sepanjang 2024, Lembaga Wakaf Darul Hikam telah menghimpun dana total Rp 417,129 juta. Terbesar (84 persen) dari wakaf tanah pesantren yakni Rp 350,375 juta. Sebanyak Rp 360,314 juta dana disalurkan kepada 3.025 penerima manfaat untuk kegiatan wakaf tanah pesantren, kurban, pengembangan lembaga wakaf, dakwah Islam ke Belanda dan Hongkong, buka bersama santri pondok, wakaf kursi salat, zakar, dan santunan anak yatim. [wir]
Link informasi : Sumber